Senin, 11 Mei 2015

Kepolisian di Jepang

Icon Kepolisian Prefecture Shiga



Pengalaman berurusan dengan Polisi Jepang

Ini cerita pribadi saya berurusan dengan Bapak Polisi di sini, beberapa pengalaman yang mencetak kesan di kepala saya tentang bagaimana seharusnya seorang penegak hukum melaksanakan tugasnya.

Setiap sabtu malam, seperti biasa saya pergi ke gakkou (tempat saya belajar bahasa jepang di sini). Gakkou di mulai pukul 19:30 - 21:30 waktu jepang. Saya terbiasa pulang agak larut bersama beberapa teman serumah dan terkadang sendirian dengan menaiki sepeda.

Di sini, khususnya di daerah tempat tinggal saya, pukul 21:30 jalanan sudah agak sepi dan tempat belanja (supermarket) telah tutup, hanya jalanan utama yang masih di lalui banyak kendaraan pribadi dan truk. Biasanya hanya kombini, pom bensin, tempat karaoke, tempat main game dan beberapa tempat makan yang buka 24jam.

Malam itu saya terpaksa pulang melewati jalanan sepi sendiri, walaupun sebenarnya takut karena gelap. Saya mengayuh sepeda dengan cepat, dan berpapasan dengan seorang pengendara sepeda lain dari arah depan (saya sempat berfikir apakah itu orang indonesia salah satu teman gakkou? karena banyak orang indonesia di tempat saya tinggal), saya memperlambat kayuhan kaki dan tak lama orang tadi berbalik arah menjadi berada di samping saya, ternyata dia seorang lelaki.
Dia memulai pembicaraan dengan bertanya kepada saya (saya arti kan percakapannya dengan mudah)

Dia: chotto kikitain desu..(bolehkah saya bertanya).

Saya: nan desuka? (Iya, ada apakah?) mungkin dia ingin menanyakan alamat atau letak sebuah tempat, fikir saya waktu itu.

Dia: kawairashii kara,, kekkon shite ! (Anda manis, menikahlah denganku)
Dengan mimik muka kurang sopan. Melihat mimik mukanya, mungkin menikah yang dia maksud bukan menikah dalam artian yang sebenarnya.

Saya: ee !!! Naniii,, kowaiiii (hah apa!!! Takuuuutt) saya langsung kabur dengan kayuhan kaki seribu.

Dia: chotto matte .. Chotto matte
(Terdengar teriakan dari arah belakang)

Pada waktu itu, jujur saya kaget dan takut melihat muka lelaki itu, karena takut dia mengejar, saya putuskan berbelok ke toko orang brazil yang masih buka. Dengan tergesa-gesa dan masih takut, saya berniat meminjam hp pemilik toko untuk menelpon ke orang rumah untuk menjemput saya.

Melihat saya ketakutan ibu pemilik toko bertanya kenapa? Saya hanya menjawab di sana ada lelaki aneh dan saya takut. Dia memberitahu sekumpulan orang-orang brazil yg ada di situ dan mereka meminta saya menunjukkan tempat dimana orang aneh itu berada. saya mengatakan bahwa saya tidak apa-apa, si ibu malah bilang ayo tunjukkan! nanti bukan kamu saja yang di ganggu.
Dengan terpaksa saya, seorang ibu-ibu juga 3 orang lelaki brazil menaiki mobil mencari lelaki aneh tadi, singkat cerita kami menemukan lelaki aneh itu, mobil langsung di parkir dan ketika lelaki brazil keluar mobil lelaki aneh itu biasa saja, tetapi setelah melihat saya keluar mobil dia memutar balik sepedanya dan 3 lelaki brazil tadi langsung mendekap lelaki itu. Ibu-ibu tadi langsung menghakimi lelaki itu, dengan bahasa jepang yang lancar, apa yang kamu lakukan! beraninya menganggu orang luar negeri di sini! kamu gak punya ibu atau adik perempuan! dll ternyata dia lelaki jepang.
Ibu tadi malah berinisiatif menelpon polisi, saya hanya bisa menuruti si ibu. Selang beberapa menit 4-5 buah mobil polisi tiba, saya di tanyai KTP, kronologi kejadian, olah TKP ke tempat kejadian, dll.
Saya juga di suruh jujur apakah ada yang di sentuh atau tidak, dan saya jawab tidak.

Akhirnya tanpa bisa menolak saya di bawa ke kantor polisi (kaya mimpi) tapi kapan lagi coba bisa naik mobil polisi di sini :v, saya di bawa ke ruangan yang hanya ada saya dan seorang bapak polisi (seperti yang biasa saya lihat di film-film) di interogasi, dipindahkan ke ruangan lain dan di tanyai pertanyaan yang sama oleh bapak polisi yang berbeda.
Bapak polisi yang terakhir menulis laporan kejadian dengan menyanyai banyak pertanyaan kepada saya, pertanyaan yang paling engga banget menurut saya, apakah di indonesia belum pernah ada lelaki yang berkata seperti itu? (Menikahlah denganku) kesannya tuh kaya saya gak pernah punya seseorang yang special sampai berkata seperti itu kepada saya .__.#
tapi maksud si bapak mungkin apakah kata-kata seperti itu tidak lazim di katakan di negara anda? jawabannya jelas tidak, masa iya orang baru ketemu ngajak nikah kan.

Saya sudah menahan kantuk dan rasa ingin pipis dari tadi, si bapak masih menulis laporan panjang, saya di tawari minum kopi oleh bapak polisi dengan senyum manis dari luar ruangan, saya bilang tidak apa-apa dan terimakasih saja karena sebenarnya saya tidak minum kopi, si bapak malah bilang tidak usah malu-malu karena ini kantor polisi (terus apa hubungannya? Dalam hati).
Sudah setengah 1 malam si bapak masih belum selesai juga menulis tangan laporannya, saya izin ke toilet dan sepulang dari toilet si bapak polisi membawakan saya banana ore (susu rasa pisang) tahu saja saya sukanya minum susu (dalam hati). Saya minum karena si bapak maksa harus di minum katanya :v

Pukul 1:30 malam laporan baru selesai, terakhir si bapak berpesan agar saya hati-hati dan lapor lagi kalau terjadi sesuatu, karena kami ingin orang luar negeri juga bisa tinggal dengan tenang di jepang dan katanya lelaki jepang itu sudah 2x di tangkap dengan kasus yang sama. Sepeda yang dia bawa juga curian. Saya kaget dan bertanya apakah lelaki itu tinggal di daerah sini? Si bapak menjawab tidak perlu khawatir.

Terakhir saya di beri kartu nama si bapak, alarm pengaman (yang biasa di gantung di tas anak SD di sini) senter, juga pulpen dan pensil bergambar polisi (lumayan :3 buat kenang-kanangan).
Saya di antar sampai depan pintu rumah, di jalan pak polisi bertanya, baru pertama ya ke kantor polisi? saya jawab iya pak. Takut sama polisi? Tidak, saya tahu polisi jepang baik-baik, jawab saya. Arigatou! kata si bapak dengan PD nya, aisshhhh :| . Pesan terakhir si bapak lain kali main lagi ke kantor polisi ya ! Hehe :D saya hanya tertawa. 
Kesan saya : Memang polisi jepang mukanya baik-baik, terus pelayanannya, super sekali ! Kasus seperti itu di tangani dengan sangat serius, mungkin kebanyakan orang berfikir itu hal sepele.